Pre-marital check-up atau tes pranikah adalah serangkaian tes yang harus dilakukan setiap pasangan sebelum menikah. Bahkan di beberapa negara sudah memberlakukan persyaratan wajib bagi setiap pasangan untuk melakukan pre-marital check-up sebelum melangsungkan pernikahan. Hal ini dilakukan karena tidak semua orang memiliki riwayat kesehatan yang baik.
Proses pre-marital check-up ini dijalani oleh setiap pasangan yang bekerja sama dengan dokter terkait guna merancang langkah-langkah pencegahan, penanganan medis, hingga perencanaan gaya hidup sebelum memiliki anak.
Ketika setiap pasangan yang melakukan pre-marital check-up ini akan menerima banyak manfaat, salah satu manfaat mengetahui kondisi kesehatan masing-masing pasangan dapat membantu untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di masa yang akan datang.
Selain itu, pemeriksaan ini dilakukan guna langkah pencegahan supaya penyakit dari kedua orangtuanya tidak turun pada anak-anaknya dikemudian hari, kesehatan di hari tua, kesuburan tiap pasangan, hingga tingkat kehamilan. Pemeriksaan ini meliputi pemriksaan genetik, penyakit menular, hingga kemungkinan infeksi melalui darah.
Pada dasarnya pre-marital check-up ini dapat dilakukan sebaiknya minimal tiga bulan sebelum pernikahan berlangsung. Namun, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (kemenkes) menyarankan kepada setiap pasangan untuk melakukan tes enam bulan sebelum pernikahan.
Rangkaian Pre-marital Check-up
Dalam tahapan pre-marital check-up ini sebenarnya dilakukan sesuai dengan kebutuhan setiap pasangannya. Tetapi ada beberapa rangkaian pre-marital yang dapat menjadi acuan yang direkomendasikan oleh kemenkes RI.
1. Pemeriksaan fisik lengkap
Tahap ini meliputi pemeriksaan umum, yaitu pemeriksaan fisik secara umum seperti tinggi, berat badan, kadar gula darah, golongan darah, rhesus, pemeriksaan hematologi, dan tekanan darah. Pada rangkaian ini, setiap pasangan dapat mengetahui riwayat diabetes dan proses awal sebelum berencana untuk memiliki keturunan.
2. Pemeriksaan kelainan genetik atau penyakit turunan
Ketika sepasang kekasih yang ingin melaksanakan pernikahan dan melakukan pemeriksaan ini, maka mereka akan mengetahui lebih dulu apakah di masa depan ketika memiliki anak akan ada penyakit keturunan terkait genetik ataupu kelainan genetik. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan diabetes, hipertensi, berbagai jenis kanker, jantung, dan kelainan darah genetik atau thalassemia.
3. Pemeriksaan penyakit menular
Pemeriksaan ini sangat penting unuk disarankan bagi setiap pasangan, karena kita akan lebih awal mengetahui apakah kita sendiri atau pasangan kita memiliki penyakit yang dapat menular atau tidak yang berbahaya atau mengancam jiwa. Karena ada beberapa penyakit menular yang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Pemeriksaan ini untuk mengetahui kemungkinan setiap pasangan memiliki riwayat hepatitis B dan C, kiamidia, sifilis, dan HIV/AIDS.
4. Pemeriksaan organ reproduksi
Tahap pemeriksaan ini termasuk ke dalam pre-marital check-up yang penting untuk didapatkan oleh setiap pasangan. Dimana pemeriksaan ini bertujuan untuk membantu mencari kondisi dan kelainan pada organ reproduksi masing-masing yang bisa memberikan dampak bagi kesuburan dan kehamilan.
5. Pemeriksaan alergi
Tak jarang seseorang akan menganggap remeh pemeriksaan ini. Namun, pada kenyataannya pada tahap ini tidak kalah pentingnya karena alergi yang tidak disadari dari awal dan tidak mendapatkan pengobatan yang benar akan memberikan dampak yang fatal bagi seseorang. Dalam rangkaian ini setiap pasangan akan mengetahui masing-masing dari mereka apakah ditemukan kemungkinan alergi pada makanan, sentuhan, atau udara.
Sumber : promkes.kemkes.go.id | mitrakeluarga.com